Minggu-minggu ini hampir diseluruh berbagai media,membicarakan kasus kekerasan anak yang mana dalam hal ini Angeline, dia adalah anak yang menjadi korban kekerasan anak yang mana mengakibatkan korban meninggal dunia,dia berusia 8 tahun asal Denpasar Bali,usust punya usut ternyata tersangkanya yaitu orang dekat yakni seorang pembantunya sendiri sebut dia bernama dengan insisial AT ,dengan ditetapkan tersangka tunggal sementara polisipun langsung mengembangkan penyelidikan dengan mencari pelaku atau dalam hal ini otak dari kasus meninggalnya Angeline ,langkah demi langkah polisi pun menggelar berbagai proses penyelidikan dengan mengumpulkan berbagai fakta dari berbagai saksi,tersangka,hasil otopsi kedokteran maupun dari barang bukti yang ditemukan ditepat terjadinya perkara. Hampir 2 minggu kasus ini belum terselesaikan,polisi belum menemukan siapa sebenarnya pelaku utama ataupun dalang dalam kasus kekerasan yang mengakibatkan seorang bocah yang bernama Angline meninggal dunia.
Diera kemajuan teknologi ini polisi pun mencoba menggunakan alat pendeteksi kebohongan kemudian dari hasil itu polisi mendapatkan data yang mana dari data tersebut bisa dijadikan sebuah fakta untuk mengatahui hasil akhir dari kasus kematian bocah malang ini bernama Angeline (8 tahun).
Yang jadi pertanyaan publik siapa dalang utamanya?dan harapan kami semoga dengan alat ini bisa menghasilkan titik temu siapa dalang utama sebenarnya ?lalu bagaimana sejarah,proses kerja dan metode dari alat pendeteksi kebohongan ini,apakah bisa di percaya atau tidak?baiklah langsung saja ke TKP...
Alat pendeteksi kebohongan ini biasanya digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu contohnya seperti kasus kriminalisasi yang mana fungsi utamanya mencari data fakta dari seorang pihak yang ditetapkan sebagai terduga takbersalah ,yang mana dalam situasi ini alat ini bisa menjadi solusi sekaligus barangbukti dalam menetapkan seorang bersalah maupun tak bersalah,kemudian alat ini juga bisa digunakan untuk kebutuhan yang lainnya.
Alat Pendeteksi Kebohongan adalah alat yang digunakan untuk mengukur kebohongan melalui tingkat emosi seseorang. Kebohongan seseorang dapat terdeteksi melalui tingkat emosinya yang terlihat melalui pengukuran pada laju pernafasan, tekanan darah, frekuensi denyut nadi dan respon pada kulit. Di China, dahulu terdapat sebuah metode sederhana untuk mengetahui apakah seseorang berbohong atau tidak. Seorang yang di tes kebohongannya dipaksa untuk mengunyah tepung beras dan memuntahkannya. Bila tepung beras keluar dalam keadaan kering, maka orang tersebut dianggap berbohong. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa orang-orang yang berkata jujur dan bohong memiliki respon fisiologis yang berbeda. Penurunan produksi air liur diinterpretasikan sebagai hasil dari ketakutan karena berbohong.
Sejarah Penemuan Alat Pendeteksi Kebohongan
Penemuan alat pendeteksi kebohongan berawal dari Amerika Serikat. Alat pendeteksi kebohongan juga dikenal dengan nama mesin polygraph. Mesin polygraph ditemukan pertama kali oleh James Mackenzie pada tahun 1902. Mesin polygraph adalah suatu instrumen yang secara bersamaan mencatat perubahan proses fisiologis seperti detak jantung dan tekanan darah.
Pada tahun 1921, John Larson menciptakan alat pendeteksi kebohongan yang lebih modern. John Larson meneliti berbagai instrumen yang tersedia serta metodologinya, Larson lantas memilih sphygmomanometer erlanger. Sphygmomanometer erlanger ialah alat untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa dan mengurangi tekanan darah pada manset, seperti alat pengukur tekanan darah dalam medis. Sphygmomanometer erlanger dapat diubah untuk menghasilkan rekaman permanen dari tekanan darah dengan cara menggunakan kymograph. Kymograph ialah alat untuk mencatat atau melukiskan variasi tekanan atau gerakan, misalnya gerak gelombang denyut nadi dan tekanan darah.
Pada tahun 1924 Leonarde Keeler membuat instrumen alat pendeteksi kebohongan yang disebut dengan Emotograph. Emotograph adalah cara penanda yang secara otomatis menangkap data dan informasi yang memiliki sensor pada tubuh untuk mengukur denyut nadi, kulit, suhu dan konduktivitas listrik. Leonarde menggunakan papan tempat pemotong roti sebagai dasar untuk instrumen dan yang dikenal sebagai polygraph papan pemotong roti. Instrument Leonarde Keeler tersebut diberikan kepada John Larson untuk digunakan di kepolisian Berkeley.
Hasil penemuan Leonarde Keeler tersebut dimodifikasi oleh Chester W. Darrow dari Institute for Juvenile Research membuat modifikasi yang bernama Cardio Pneumo Psikografi, dengan menambahkan sebuah galvanometer. Galvanometer adalah alat pengukur kuat arus yang sangat lemah untuk menentukan keberadaan arah dan kekuatan dari sebuah arus listrik dalam sebuah konduktor.
Macam Macam Sensor Pada Alat Pendeteksi Kebohongan :
1. Sensor Laju Pernapasan :
Berwujud tabung karet yang berisi udara dan diikatkan mengelilingi area perut atau dada. Ketika dada atau otot-otot perut mengembang untuk mengambil udara, udara di dalam tabung dipindahkan dalam bentuk grafik pada layar.
Pneumograph
2. Sensor Tekanan Darah
Sebuah alat pengukur tekanan darah ditempatkan sekitar lengan. Alat ini mencatat perubahan-perubahan dalam tekanan darah dan dengan sebuah alat data tersebut dikirim dan dimunculkan dalam grafik.
Polygraph
Galvanic Skin Resistance
Alat ini digunakan untuk mengukur aktivitas elektro-dermal dan pada dasarnya adalah pengukur dari keringat di ujung jari anda. Ujung jari adalah salah satu daerah yang paling berpori pada tubuh dan indikasinya adalah jika kita berkeringat maka kita sedang dalam tekanan dan alami muncul di saat berbohong. Sebuah galvanometer akan dipasangkan pada dua ujung jari subjek pemeriksaan. Sensor ini akan mengukur kemampuan kulit untuk menghantarkan listrik. Ketika kulit terhidrasi (seperti dalam keadaan berkeringat), kulit dapat menghantarkan listrik jauh lebih mudah dibandingkan pada saat kulit kering dan semua data data ini tercatat pula di grafik.
Lie detector - Galvanic Skin Resistance
Cara Kerja Alat Pendeteksi Kebohongan
Alat pendeteksi kebohongan pada dasarnya terdiri dari alat-alat medis yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi dalam tubuh. Seseorang akan ditanya tentang suatu peristiwa atau kejadian tertentu, sedangkan para pemeriksa akan melihat bagaimana perubahan detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan dan aktivitas elektro-dermal (keringat dari jari-jari tangan) yang dibandingkan dengan keadaan normal.
Kurva pada alat pendeteksi kebohongan
Perubahan pada parameter-parameter tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut sedang berbohong. Alat pendeteksi kebohongan akan menunjukan kebohongan pada sistem dalam bentuk gelombang. Bila seseorang sedang berbohong maka gelombang akan bergetar dengan cepat. Sebaliknya jika seseorang jujur, maka gelombang akan bergetar secara perlahan atau bahkan tidak bergetar.
Saat seseorang sedang dites menggunakan alat pendeteksi kebohongan, maka orang tersebut akan dipasangkan 4 sampai 6 sensor, dan dihubungkan dengan sebuah gambar grafik yang menunjukkan hasil-hasil dari pertanyaan yang diajukan. Sensor sensor tersebut biasanya merekam aktifitas seperti yang disebutkan di atas. Kadang-kadang alat pendeteksi kebohongan juga akan mencatat hal-hal seperti gerakan lengan dan kaki.
Ketika tes dengan alat pendeteksi kebohongan dimulai, sang penanya akan memberi 3 sampai 4 pertanyaan yang mudah dan sederhana dengan jawaban yang diketahui sebagai permulaan. Setelah itu beranjak ke pertanyaan berat yang kemudian indikatornya bisa ditampilkan dalam sebuah grafik naik turun mirip sebuah seismograph pada pencatat bencana alam gempa bumi.
Sumber : www.berbagaihal.com
0 Response to "PRINSIP DAN METODE KERJA ALAT PENDETEKSI KEBOHONGAN"
Post a Comment